Sabtu, 22 November 2008

tie dye


Tie-dye merupakan salah satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies

alias Flower Generation, yang tumbuh di era ’60-an. Motif itu biasanya diaplikasikan kepada kaos mereka biar lebih warna-warni dan mendapatkan motif yang lebih trippy. Maklumlah jaman itu lagi gila-gilanya psikotropika yang efeknya emang trippy.

Sebutan tie-dye diambil dari kosakata bahasa Inggris yang artinya ikat dan celup. Sekarang motif tie-dye tidak hanya bisa diaplikasi dalam bentuk T-shirt. Kita bisa nemuin print ini dalam format atasan tunik gombrong, sarung, topi, ikat kepala, kemeja, bahkan celana.

Motif ini mulai dilirik lagi lantaran kesan vintage-nya emang kuat. Kaos tie-dye bisa ditemukan di distro-distro favorit. Tapi kalo lagi nggak ada kerjaan dan pengen menguji kreativitas, silahkan coba bikin sendiri.

Sembilan langkah mudah bikin motif tie-dye

Siapin aja: sendok ukur, kaos katun 100%, garam, benang semi-tebal, karet gelang, kawat jemuran, sendok kayu untuk ngaduk, panci besar, sarung tangan karet, dan pewarna yang bisa dibeli di toko tekstil.

1.Cuci kaos katun 100%.
2.Letakkan kaos basah di tempatnya secara mendatar (boleh meja kayu).
3.Ikat kaos pada beberapa bagian dengan benang semi-tebal atau karet gelang.
4.Campurkan 1 paket pewarna dengan air panas secukupnya. Sambil diaduk masukkan 5 sendok makan garam.
5.Biarkan campuran air dan pewarna sesuai dengan suhu ruang.
6.Celupkan kaos ke dalam campuran pewarna dan biarkan terendam selama 20 menit.
7.Cuci kaos dengan air dingin sampai airnya berubah menjadi bening.
8.Lepaskan semua ikatan dan cuci kaosnya lagi dengan air dingin.
9.Gantung kaos tersebut sampai kering di bawah matahari.

3 komentar:

garnis mengatakan...

gilaa..ok bgt..hehehe..

blogmyblog mengatakan...

bajunya lucu bgt!!

Anonim mengatakan...

di UI banyak nih yang jualan, mau?